Oleh
KH. Abdullah Gymnastiar
Saudaraku yang budiman, apa yang dapat diharapkan dari seorang pribadi yang tidak bisa menjaga lidahnya sendiri? Padahal perkataan seseorang akan memiliki kekuatan jikalau setiap kata-katanya benar-benar terjaga dengan baik.
Pertama, setiap kata-kata dijamin kebenarannya, tidak ada dusta, tidak dilebihkan, dan tidak dikurangi. Kedua, setiap kata-kata yang dikeluarkannya benar-benar sesuai, tepat dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan. Ketiga, seseorang yang dapat menjaga lisannya yakni seseorang yang setiap patah katanya terjaga dari apapun yang melukai hati dan menjadi beban perasaan bagi orang lain. Dan, keempat, setiap patah kata harus terjaga agar setiap butir kata penuh makna dan manfaat.
Mahasuci Allah yang telah memberikan kita lisan. Sungguh beruntung bagi seseorang yang bisa menjaga lisannya dengan baik. Setiap pembicaraan harusnya dipastikan kebenarannya. Setiap untaian kata yang keluar mestinya menjadi motivasi lahirnya perubahan.
Mulut kita ini seperti corong teko. Teko hanya akan mengeluarkan isi yang ada. Kalau di dalamnya air bersih, yang keluar bersih. Kalau di dalamnya air kotor, yang keluar pun kotor. Karenanya mulut menandakan derajat seseorang, lihatlah dari apa yang diucapkannya. Orang yang berkualitas jika berbicara sarat dengan manfaat, dan jika diajak berbicara mengundang hikmah. Sebaliknya, orang yang tidak berkualitas setiap pembicarannya adalah kejelekan, sibuk menceritakan kebaikan diri, segala peristiwa dikomentari, dan bahkan tak sedikit yang keluar adalah cacian dan hinaan.
Seseorang akan terampil menjaga lisan jika disertai dengan ilmu dan kesungguhan melatih diri. Dengan ilmu seseorang akan lebih hati-hati untuk berbicara. Makin banyak bicara maka makin banyak energi yang terbuang dan lidah akan semakin besar tergelincir pada dosa. Bahkan tak sedikit kehormatan seseorang akan runtuh karenanya.
Saudaraku, jangan biarkan lidah kita tergelincir. Jadikan diam sebagai kebaikan daripada berbicara tetapi mendatangkan kemudharatan. Rasulullah SW bersabda, " Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." Mari kita perindah lisan kita dengan perkataan yang baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, sehingga lidah kita dapat terbiasa berdzikir menyebut Asthma-Nya. Apalagi mengingat bangsa kita masih serba sulit untuk berubah, maksudnya berubah menuju arah yang lebih baik.
Saudaraku yang budiman, apa yang dapat diharapkan dari seorang pribadi yang tidak bisa menjaga lidahnya sendiri? Padahal perkataan seseorang akan memiliki kekuatan jikalau setiap kata-katanya benar-benar terjaga dengan baik.
Pertama, setiap kata-kata dijamin kebenarannya, tidak ada dusta, tidak dilebihkan, dan tidak dikurangi. Kedua, setiap kata-kata yang dikeluarkannya benar-benar sesuai, tepat dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan. Ketiga, seseorang yang dapat menjaga lisannya yakni seseorang yang setiap patah katanya terjaga dari apapun yang melukai hati dan menjadi beban perasaan bagi orang lain. Dan, keempat, setiap patah kata harus terjaga agar setiap butir kata penuh makna dan manfaat.
Mahasuci Allah yang telah memberikan kita lisan. Sungguh beruntung bagi seseorang yang bisa menjaga lisannya dengan baik. Setiap pembicaraan harusnya dipastikan kebenarannya. Setiap untaian kata yang keluar mestinya menjadi motivasi lahirnya perubahan.
Mulut kita ini seperti corong teko. Teko hanya akan mengeluarkan isi yang ada. Kalau di dalamnya air bersih, yang keluar bersih. Kalau di dalamnya air kotor, yang keluar pun kotor. Karenanya mulut menandakan derajat seseorang, lihatlah dari apa yang diucapkannya. Orang yang berkualitas jika berbicara sarat dengan manfaat, dan jika diajak berbicara mengundang hikmah. Sebaliknya, orang yang tidak berkualitas setiap pembicarannya adalah kejelekan, sibuk menceritakan kebaikan diri, segala peristiwa dikomentari, dan bahkan tak sedikit yang keluar adalah cacian dan hinaan.
Seseorang akan terampil menjaga lisan jika disertai dengan ilmu dan kesungguhan melatih diri. Dengan ilmu seseorang akan lebih hati-hati untuk berbicara. Makin banyak bicara maka makin banyak energi yang terbuang dan lidah akan semakin besar tergelincir pada dosa. Bahkan tak sedikit kehormatan seseorang akan runtuh karenanya.
Saudaraku, jangan biarkan lidah kita tergelincir. Jadikan diam sebagai kebaikan daripada berbicara tetapi mendatangkan kemudharatan. Rasulullah SW bersabda, " Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." Mari kita perindah lisan kita dengan perkataan yang baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, sehingga lidah kita dapat terbiasa berdzikir menyebut Asthma-Nya. Apalagi mengingat bangsa kita masih serba sulit untuk berubah, maksudnya berubah menuju arah yang lebih baik.
Kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM), telah dinaikan pemerintah, bagi kita jangan ribut dengan masalah
kenaikan tersebut yang terpenting, sikapi dengan kearipan, kelapangan, dan
keyakinan. Karena tidak semata-mata Pemerintah membuat keputusan kalau keputusan
tersebut adalah yang terbaik buat masyarakat. Semoga jangan sampai lidah kita
menjadi tidak terjaga apalagi melontarkan kata-kata kotor, memaki, dan menghina.
Seorang insan yang baik, ia senantiasa berusaha menjaga lisannya, karena setiap kata itu bagaikan pisau, yang mengiris, atau bagai palu yang menghantam. Dan kemuliaan seseorang akan hadir jikalau ia terampil menjaga lisannya sendiri. Wallahu a'lam.
Seorang insan yang baik, ia senantiasa berusaha menjaga lisannya, karena setiap kata itu bagaikan pisau, yang mengiris, atau bagai palu yang menghantam. Dan kemuliaan seseorang akan hadir jikalau ia terampil menjaga lisannya sendiri. Wallahu a'lam.
Catatan Moderator:Artikel ini
dikirim otomatis setiap bulan. Gunakan setting "individual emails" karena milis
ini tidak mengarsipkan pesan-pesan email. Di milis ini, kita akan sangat sering
belajar bersama tentang hal-hal teknis dan "ilmiah" berkenaan dengan fenomena
berbicara. Namun sebelum ke sana, ada baiknya selalu kita renungkan berbagai hal
paling mendasar tentang fenomena berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar