Minggu, 07 April 2013

Jangan hanya memenangkan perang kata-kata


Misalnya, seorang terdakwa yang duduk di depan hakim atau juri seringkali mengungkapkan pembelaan sebagai berikut. “Juri yang terhormat saya tidak peduli lagi berapa lama saya dihukum. Tetapi, mohon diingat bahwa saya memiliki tiga orang anak kecil di rumah dan istri yang tidak bekerja. Apapun hukuman yang saya terima akan berarti juga menghukum keluarga saya yang tidak bersalah tersebut. Mohon juri yang terhormat mempertimbangkan keputusan yang seadil adilnya bagi keluarga saya yang tidak berdosa tersebut.”
Itulah contoh dari kekuatan moralitas. Seorang negosiator bisa saja meminta lawannya untuk menyepakati kesepakatan kesepakatan yang bersifat adil, meskipun secara materi kesepakatan tersebut lebih menguntungkan perusahaan yang kecil daripada perusahaan yang besar. Apalagi dalam kondisi dimana perundingan tersebut di dalam coverage media masa, maka setiap negosiator harus mempertimbangkan aspek moralitas tersebut sebagai bagian dari reputasi perusahaan.

keahlian diperlukan untuk memberikan roadmap yang jelas terhadap suatu proposal kesepakatan.
Artinya untuk menjadi negosiator yang kuat, si negosiator tersebut harus memiliki knowledge dan keahlian yang bisa meyakinkan orang lain. Kalau tidak, negosiatior juga harus meminta bantuan pihak ketiga yang dianggap independen dan memiliki legitimasi keilmuan dalam bidang tersebut.
4. Kekuatan Mengetahui Kebutuhan Orang lain.
Dalam semua negosiasi ada dua hal yang dirundingkan. Pertama, permintaan atau isu spesifik yang dinyatakan secara terbuka oleh para pihak terkait. Kedua, kebutuhan riil yang dimiliki oleh masing masing pihak yang biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit.
Dalam negosiasi berlaku hukum “listen what they did not say.“ Seorang negosiator yang cerdas dan kuat adalah negosiator yang bisa mendengarkan apa yang tidak dikatakan oleh lawannya. Negosiator yang baik adalah negosiator yang bisa memahami kebutuhan riil lawannya.
Banyak negosiasi berakhir dengan kegagalan karena para negosiator hanya terfokus pada memenangkan perang kata kata, bukannya merundingkan kepentingan dan kebutuhan riil dari semua pihak. Apabila seorang negosiator bisa mengetahui variasi kebutuhan yang dimiliki oleh lawannya (misalnya, dengan menggunakan piramida hirarki kebutuhannya Maslow), maka dia memiliki peluang untuk melakukan barter satu kebutuhan dengan kebutuhan yang lain.

Kamis, 21 Maret 2013

Skill Wajib Provesional Entrepreuner

Tips #67: LIMA KEAHLIAN KOMUNIKASI BAGI PROFESIONAL DAN PEMILIK USAHATerjemahan bebas dari materi oleh:
Dianna Booher, CSP
CEO of Booher Consultants dan ExpertSpeaker
Konsultan Komunikasi

Keahlian berkomunikasi itu mutlak bagi setiap pemilik usaha. Dan perhatikanlah bahwa "berbicara" adalah keahlian yang diletakkan di nomor satu. Anda berbicara setiap hari dengan orang di sekeliling Anda. Dalam briefing atau meeting pagi, presentasi bisnis, bahkan di saat makan siang.

Berikut adalah lima keahlian komunikasi yang merupakan kelengkapan standar bagi setiap orang yang memiliki usaha.
KEAHLIAN #1: BERBICARA
Saat ini, berbicara tidak lagi hanya sekedar "plus" dalam dunia usaha. Makin tinggi peringkat atau posisi seseorang dalam bisnis apapun, keahlian berbicara menjadi semakin krusial. Public speaking telah menjadi "norma" bagi eksekutif senior.

Dalam mengurus bisnis sehari-hari, Anda pasti akan menjelaskan krisis bisnis di hadapan sejumlah orang. Bahkan, jika Anda pengusaha kecil, berbicara adalah bagian dari bisnis itu. Anda harus banyak berbicara untuk menggalang network, untuk mempresentasikan bisnis, untuk menjaring kolega, atau untuk memasarkan produk. Kesuksesan bicara Anda berkorelasi langsung dengan bottom line di laporan rugi laba Anda.

Anda memang tidak perlu menjadi orang yang cemerlang atau jenius. Orang yang diperlukan adalah orang yang punya pengaruh kuat pada orang lain. Dan pada saat yang sama, pebisnis yang bisa berbicara dengan baik, cenderung dipersepsi lebih kuat, lebih pandai, dan lebih dihargai.

Di luar dunia bisnis, Anda akan meneruskan upaya mencari dan menemukan berbagai kesempatan. Di rapat RT, di arisan keluarga, di jamuan makan, di pesta atau kondangan, di organisasi sosial dan sebagainya. Dalam banyak kasus itu, kemampuan public speaking akan sangat berguna.

Berbicara baik dengan cara yang baik, adalah keharusan bagi pengusaha.
KEAHLIAN #2: MENDENGAR
Mendengar pada intinya mencerminkan perbedaan antara closing atau losing penjualan, mendapatkan atau kehilangan klien, memotivasi atau mereduksi semangat tim, membangun atau menghancurkan hubungan antar karyawan.

Mendengar adalah prasyarat bagi kesuksesan bisnis.

"Know how to listen, and you will profit even from those who talk badly.”

Mendengar sangat penting. Tidak mendengar pasar, Anda akan keluar. Tidak mendengar karyawan, Anda akan sendirian. Tidak mendengar kompetitor, Anda akan 'ngglosor'. Tidak mendengar diri sendiri, Anda mati.

Pelajari sekali lagi tentang kendala mendengar, dan terjemahkan artikel ini dalam konteks berbisnis:


KEAHLIAN #3: MENULIS
Segala yang resmi, cepat atau lambat harus dituliskan. Sayangnya, menulis sering pula menjadi kendala yang tak kalah berat bagi sebagian pengusaha. Mereview sebuah laporan misalnya, seringkali menjadi pekerjaan yang memusingkan.

Lihatlah kembali berbagai draft yang sampai ke meja Anda: Proposal dari pelanggan besar. Strategic partnership. Policy statements. Press release. Surat untuk investor. Semuanya menuntut keahlian menulis.

Dalam konteks ini, apa yang Anda tulis adalah apa yang Anda dapat. Tulisan Anda harus jelas, sederhana dan akurat.

Jika Anda adalah profesional atau pebisnis yang bukan penulis, artikel ini mungkin bisa memicu motivasi Anda untuk mulai berlatih 

KEAHLIAN #4: MEMIMPIN RAPAT
Bayangkan ini: Rapat dapat membuat dunia menjadi damai, dan sekaligus dapat membuat dunia menjadi lapangan perang.

Rapat dapat membuat 15 jam Anda dalam seminggu menjadi 15 jam yang damai, atau 15 jam yang membuat frustrasi. Ini, juga berlaku bagi manajer yang hebat "time management"-nya sekalipun.

Kemampuan memimpin rapat, akan menentukan siapa yang akan ikut dan apa yang akan mereka capai. Kesia-siaan, atau sesuatu yang bernilai.


KEAHLIAN #5: RESOLUSI KONFLIK
Pebisnis, sayangnya, punya banyak konflik. Jika tidak dengan klien, ya dengan orang dalam. Jika tidak dengan orang dalam, ya dengan otoritas. Jika tidak dengan mereka, ya dengan pemegang saham.

Anda adalah wasit di dalam bisnis.

Jika Anda menemukan bahwa Anda masih belum optimal memiliki semua keahlian di atas, maka efektifitas Anda dalam mencapai hasil dan sasaran bisnis akan terganggu dan bias. Untuk itu, Anda perlu menajamkan semua toolkit di atas, dan pada saat yang sama menularkan semua itu ke dalam tim Anda.

Bapak dan Ibu sekalian, bisakah Anda memberi alasan; mengapakah keahlian berbicara di nomor 1 letaknya?

Pembicara Public EDAN

Tips #113: Pembicara Publik EDAN
WORKSHOP PUBLIC SPEAKING BATCH-4

"CARA EDAN: LEBIH PERCAYA DIRI BERBICARA KUNCI SUKSES MEMIMPIN, MENJUAL, DAN BERPRESENTASI"
http://milis-bicara.blogspot.com/2006/09/workshop-public-speaking-batch-4.html

Mengapa harus percaya diri?:http://milis-bicara.blogspot.com/2006/08/tips-104-mengapa-harus-percaya-diri.html

ANDA DAN SUKSES ANDA. Apa jadinya jika Anda memiliki target dan Anda tahu bahwa Anda tidak mungkin gagal mencapainya? Apa yang menentukan jarak antara Anda dan target Anda? Jarak itu ditentukan oleh PD Anda.

ANDA DAN PD ANDA. Setiap target dicapai dengan tindakan. Dalam bertindak Anda harus PD. Dari mana datangnya PD? Bagaimana PD muncul dari dalam dari sendiri? Bagaimana PD tercipta bersama orang lain? Bagaimana menciptakan achievement agar PD? Setiap tindakan untuk mencapai target dilakukan dengan berbicara. Artinya, setiap tindakan menuntut PD DALAM BERBICARA. Maka Anda, HARUS PD dalam berbicara!

KELAS INTRODUKSI. Kini telah dibuka Kelas Introduksi dalam bentuk workshop sehari. Ya, satu hari yang akan merubah hidup Anda menjadi orang yang lebih percaya diri. Dalam satu hari, Anda akan dibimbing menjadi orang yang lebih percaya diri dalam berkomunikasi secara lisan. Percaya diri alias PD, dibangun tidak hanya oleh aspek rasional (positive thinking), melainkan juga oleh aspek emosional (positive feeling), dan psikologis serta fisiologis (positive knowing). Kondisi itu bisa dicapai dengan mengikuti metode EDAN, sebuah metode yang dikembangkan oleh QA Communication. Dalam satu hari, di kelas ini Anda akan menjadi orang yang seutuhnya lebih percaya diri dalam berbicara.
FAKTA-FAKTA:
Jika Anda lebih percaya diri dalam berbicara, maka Anda lebih percaya diri dalam mencapai kesuksesan.
Ya atau tidak? --> Ya!

Jika anggota tim Anda lebih percaya diri dalam berbicara, maka tim Anda memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan.
Ya atau tidak? --> Ya!

Jika orang-orang di dalam perusahaan Anda lebih efektif dalam berkomunikasi, maka perusahaan Anda makin mendekati kesuksesan.
Ya atau tidak? --> Ya!!!
WORKSHOP BATCH-4:
Sabtu, 18 Nopember 2006
08.30 - 17.00 WIB
Hotel Sofyan Cikini
Jl. Cikini Raya 79 Jakarta
PENDAFTARAN WORKSHOP BATCH-4:http://milis-bicara.blogspot.com/2006/09/workshop-public-speaking-batch-4.html
http://speaking.indodigest.com
http://milis-bicara.blogspot.com

Batch-1, 22 Juli 2006 - peserta puas 100%.
Batch-2, 26 Agustus 2006 - peserta puas 100%.
Batch-3, 21 September 2006 - peserta puas 100%.
Lihat detil di sini:
http://speaking.indodigest.com
Foto-foto: http://speaking.indodigest.com/pembicara.html

Tips #113: Pembicara Publik EDAN
Apa yang terlintas di pikiran Anda saat membaca kata "edan" di topik workshop dan di judul di atas?

edan = gila, gila-gilaan
edan = sinting
edan = nggak waras
edan = miring
edan = tidak sehat
edan = hilang akal
edan = kurang kerjaan
dan sebagainya.

Biasanya memang ya, seperti itulah biasanya.

Tapi tidak seperti biasanya, kali ini kita membicarakan "edan" yang lain, yaitu Metode E.D.A.N. yang dikembangkan oleh QA Communication, sebagai salah satu metode yang powerful untuk membentuk Anda menjadi pembicara publik yang baik, penuh percaya diri, hebat dan handal. Metode yang membentuk Anda menjadi menjadi manusia yang positif, percaya diri, hebat dan handal.
ANDA PASTI PEMBICARA PUBLIK
Anda pasti bicara dan setiap kali berbicara, Anda pasti menujukannya kepada manusia lain. Jika manusia lain yang mendengarkan Anda jumlahnya lebih dari satu, maka aktivitas bicara Anda itu disebut public speaking. Dan Anda yang berbicara, disebut public speaker alias pembicara publik. Anda pasti pernah dan cukup sering melakukannya.

Jadi, Anda pasti pembicara publik alias public speaker.

- Jika Anda berbicara di depan istri, suami dan anak-anak, maka Anda pembicara publik.
- Jika Anda berbicara di rapat RT untuk tujuhbelasan, maka Anda pembicara publik.
- Jika Anda berbicara di suatu majelis taklim, maka Anda berbicara di depan publik.
- Jika Anda menjadi MC di kondangan adik ipar, maka Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda berbicara di dalam rapat di kantor, Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda membriefing bawahan Anda, maka Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda mempresentasikan produk, Anda berbicara di depan publik.
- Jika Anda melaporkan hasil kerja di hadapan forum, Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda sekretaris boss, Anda akan berbicara kepada publik.
- Jika Anda guru, dosen, penceramah atau dai, Anda pasti pembicara publik.
- Jika Anda programer komputer sekalipun, Anda akan berbicara kepada publik.
- Jika Anda pejabat publik, apalagi.
- Jika Anda adalah jurkam suatu partai, Anda adalah pembicara publik.
- Jika Anda adalah demonstran, Anda pasti berbicara di depan publik.
- Jika Anda kenek metromini, Anda pembicara publik.
- Jika Anda tukang obat di trotoar, Anda jelas pembicara publik.

Jika Anda punya profesi, apapun itu, Anda pasti pembicara publik.
PEMBICARA PUBLIK YANG BAIK, PD, HEBAT DAN HANDAL
Jika Anda berbicara untuk didengar oleh lebih dari dua telinga empat, enam, delapan dan seterusnya - yang penting angka genap), maka Anda membutuhkan keahlian khusus agar pesan Anda bisa sampai, dengan persepsi yang seragam di setiap pasang telinga. Lebih dari itu, Anda juga mengharapkan efek yang seragam dalam sikap dan perbuatan sebagai hasil dari bicara Anda.

Jika Anda berbicara di depan publik, maka apapun yang Anda katakan bisa berpengaruh besar pada publik Anda.

Kata-kata Anda bisa berkembang menjadi opini publik. Opini publik bisa bisa bergeser menjadi sikap publik. Jika sikap publik bergeser, maka perilaku publik akan bergeser. Jika perilaku publik berubah, maka publik itu berubah. Jika publik itu berubah, maka masyarakat yang bersangkutan telah berubah.

Artinya, kata-kata Anda punya kekuatan yang amat besar. Kata-kata Anda punya kekuatan untuk merubah dunia. Merubahnya menjadi positif atau menjadi negatif.

Melihat kekuatan itu, maka seorang pembicara publik yang baik semestinya memenuhi kualifikasi sebagai berikut:

- Pembelajar;
- Penyampai nilai;
- Pemberi dan partisipan;
- Deklarator yang baik;
- Bisa menerima umpan balik;
- Percaya kepada audience.
PEMBELAJAR
Setiap pembicara publik, sekalipun ia sedang mengajar, sesungguhnyalah ia sedang belajar. Hidup adalah pelajaran.

Berbicara adalah proses belajar. Public speaker adalah pembelajar. Itu artinya, setiap pembicara publik haruslah bersikap terbuka dan berpikiran terbuka. Terbuka untuk menerima berbagai kemungkinan dan pelajaran.

Pembicara publik adalah corong penyampaian berbagai pelajaran kepada khalayak. Sebelum khalayak publik belajar, pembicara publik harus lebih dahulu belajar. Saat publik belajar dengan mendengarkan pembicara publik, pembicara itu sendiri juga harus belajar dan menyelami dampak serta efek dari aktivitas public speakingnya.

Pembicara publik adalah orang pertama, yang harus siap menerima informasi baru dan informasi perubahan. Jika pembicara publik tertinggal, maka khalayak publik akan tertinggal.

Pembicara publik yang baik, adalah orang yang lebih dahulu belajar sebelum publiknya belajar.
NILAI
Apapun yang disampaikan oleh pembicara publik, mestinya punya nilai. Lebih dari itu, nilainya harus positif. Pembicara publik yang baik, adalah pembicara yang menyampaikan dan meneruskan nilai-nilai positif kepada publik.

Siapa yang mau mendengar sesuatu yang tak bernilai? Siapa mau mendengar sesuatu yang bernilai negatif?
PARTISIPASI
Sebagai pemberi dan penyampai nilai, seorang pembicara publik haruslah bersikap dan berperilaku total. Seorang pembicara publik, harus mengerahkan segala kemampuan dan segala sumber daya yang ada padanya. Ini perlu dilakukan agar fungsinya sebagai terminal dari berbagai pesan, sebagai pabrik segala ide dan gagasan, bisa berjalan dengan optimal.

Setiap gangguan dan distorsi yang terjadi, akan berpotensi mengurangi partisipasinya dalam proses penyampaian nilai dan proses pembelajaran publik. Berkurangnya partisipasi pembicara publik, akan menurunkan nilai dan kualitas pembelajaran yang diusungnya. Pembicara publik yang baik adalah partisipan yang terlibat aktif.

Pembicara publik yang baik lebih memilih menjadi pemberi daripada penerima.
DEKLARASI
Apapun yang disampaikan oleh pembicara publik adalah deklarasi. Dan setiap deklarasi, akan menuai sambutan dan respon. Sambutan dan respon itu, mewakili sikap dan perilaku publik. Sambutan dan respon itu, bisa berupa penolakan atau persetujuan. Dalam bentuk yang manapun, sambutan dan respon adalah kekuatan yang dibangkitkan oleh pembicara publik. Kekuatan itu dibangun oleh deklarasi si pembicara publik.

Pembicara publik yang baik, tahu apa yang harus dideklarasikan, bagaimana melakukannya, dan tahu apa efeknya bagi publik.
UMPAN BALIK
Setiap sambutan dan respon yang dituai oleh pembicara publik, adalah umpan balik. Semua umpan balik muncul sebagai akibat deklarasi dari pembicara publik. Umpan balik, adalah reaksi atas aktivitas pembicara publik yang menyampaikan nilai, berpartisipasi dan terlibat dengan audience, yang mendeklarasikan sesuatu dalam proses pembelajaran bersama.

Pembicara publik yang baik, tahu bagaimana harus menyikapi setiap respon dan sambutan.
PERCAYA
Pembicara publik adalah believer. Pembicara publik adalah orang yang mempercayai berbagai hal yang disampaikannya kepada publik. Sebelum ia menghendaki publik percaya pada nilai yang dibawanya, ia lebih dahulu percaya. Sebelum ia meminta publik percaya kepadanya, ia lebih dahulu percaya kepada mereka. Jika pembicara publik tidak mempercayai audiencenya, maka nilai yang disampaikan, partisipasi dan keterlibatannya dengan publik, akan terdiskon dan terdistorsi secara nyata.

Pembicara publik yang baik, adalah orang pertama yang mempercayai publiknya.
MENGENAL METODE E.D.A.N
Semua kualifikasi terbaik dari seorang pembicara publik seperti di atas, tidak bisa diperoleh sambil lalu. Ia juga tak akan muncul begitu saja berdasarkan pengalaman atau jam terbang bicara. Kualifikasi itu harus ditemukan, diidentifikasi dan dilatih dengan cara-cara yang sistematis.

Metode E.D.A.N. adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh QA Communication. Metode E.D.A.N adalah sebuah metode yang powerful dan dapat membantu Anda mencapai semua kualifikasi di atas, dan membentuk Anda menjadi orang yang positif, PD, hebat dan dapat diandalkan. Metode E.D.A.N. menghasilkan pembicara publik yang baik, PD, hebat, dan dapat diandalkan. Metode E.D.A.N mencetak sumber daya manusia yang positif, PD, hebat dan bisa diandalkan.

Metode E.D.A.N adalah:

E = Energy
D = Dignity
A = Anticipation
N = Nothing to lose
ENERGI
Energi adalah segala bentuk kekuatan, fenomena, elemen atau aspek yang bisa berkonotasi dengan energi, misalnya:

- Niat;
- Motivasi;
- Hasrat;
- Keinginan;
- Cita-cita;
- Semangat;
- Tujuan;
- Target;
- Ingin membantu;
- Deadline;
- Kebebasan;
- Pilihan;
- Sikap sosial;
- Tantangan;
- dan sebagainya.

Pembicara publik yang baik adalah pembicara yang memiliki energi. Jika Anda diperintah untuk memimpin sebuah meeting besok pagi, Anda punya dua pilihan:

1. Melakukannnya dengan terpaksa, karena didorong orang lain dan Anda tidak bisa menolaknya. Itu berarti, energi yang tercipta adalah energi orang lain. Bukan energi Anda.

2. Melakukannya dengan melihat perintah itu sebagai kesempatan. Apapun alasan Anda, sekecil apapun motivasi Anda, jika itu berasal dari diri Anda sendiri, maka itu sudah berarti energi. Untuk bisa mendapatkan energi, ungkapan sederhana seperti "Ya sudahlah, toh ini cuma sebulan sekali" sudah cukup untuk menciptakan energi.

Apalagi, jika Anda mengatakan "Yes! Aku dapat giliran memimpin meeting. Lumayan buat latihan public speaking". Dengan ungkapan terakhir itu, energi Anda setara dengan energi roket yang dapat melontarkan semangat Anda sampai ke bulan.
DIGNITY
Dignity adalah segala bentuk penghargaan, penghormatan dan respek pada diri sendiri, misalnya:

- Rasa bersyukur;
- Bangga pada keunikan diri;
- Bangga pada keahlian;
- Senang bisa memberi manfaat untuk orang lain;
- I'm the best;
- Menerima diri tanpa merendahkan;
- Memberi peluang pada diri untuk belajar;
- Memahami kesempurnaan diri dalam keterbatasan;
- Mengerti fungsi manusia sebagai raja di muka bumi;
- Tidak minder;
- Tidak sombong;
- Rendah hati;
- dan sebagainya.

Pembicara publik yang baik adalah pembicara yang bisa menghargai diri sendiri. Anda tidak akan menjadi pembicara yang baik jika terus-menerus mengkritik diri sendiri.

"Gimana kalo audience lebih tahu dari saya?"
"Gimana kalo saya ditanya dan tidak bisa menjawab?"
"Sepertinya saya bukan yang terbaik untuk topik ini..."
ANTISIPASI
Antisipasi adalah segala proses, aktivitas dan kegiatan yang dilakukan untuk menghadapi, mempersepsi dan memahami berbagai hal dan kemungkinan, misalnya:

- Persiapan bahan dan materi;
- Persiapan dan latihan presentasi;
- Pemahaman konsep dan teori;
- Penyediaan bukti dan argumentasi;
- Memelihara kesehatan fisik dan mental;
- Pemupukan kredibilitas;
- Audience analysis;
- Persiapan ruangan;
- SWOT analisis untuk diri sendiri;
- Penyediaan kebutuhan alat bantu visual;
- Melatih tanya jawab;
- Perbaikan persepsi dan cara pandang;
- Penggalian hal-hal baru;
- Proyeksi berbagai hal;
- dan sebagainya.

Pembicara publik yang baik adalah pembicara yang selalu melakukan persiapan secukupnya. Tidak terlalu minim dan tidak berlebihan. Persiapan yang minim, menunjukkan energi yang minim. Persiapan yang berlebihan, berarti Anda telah melecehkan diri Anda sendiri.

Antisipasi dilakukan terhadap berbagai aspek yang melibatkan situasi public speaking. Mulai dari diri sendiri, audience, lokasi, topik, delivery, penguasaan materi, sampai dengan pembentukan persepsi yang terkait dengan semua aspek itu.
NOTHING TO LOSE
Jika Anda sudah punya energi, sudah punya dignity dan telah mengantisipasi, maka tak ada lagi yang bisa menghentikan Anda, sebab mestinya Anda sudah 'nothing to lose'. Nothing to lose adalah tidak merasa kehilangan karena menyampaikan nilai, berpartisipasi, belajar, menerima umpan balik dan mempercayai orang lain.

Nothing to lose adalah kata lain dari "ikhlas". Anda terus maju siap 'nrimo' keadaan, tidak peduli dengan situasi, masa bodoh dengan perasaan. Anda sudah yakin bahwa apa yang perlu dilakukan sebagai manusia, telah Anda lakukan. Anda hanya perlu terus maju berjalan. Selebihnya, Anda serahkan kepada Tuhan. Anda ikhlas. Anda nothing to lose.

Jika Anda sudah melengkapi diri dengan upaya memupuk energi, meningkatkan dignity, dan melakukan antisipasi, maka apakah lagi yang menghalangi Anda dari menjadi pembicara yang baik, PD, hebat dan handal? Apakah lagi yang menghambat Anda sebagai calon manusia sukses, dari mengambil keputusan dan bertindak tanpa ragu?

Kapankah terakhir kali Anda melakukan sesuatu, dan pada saat itu Anda berkata pada diri sendiri "Ah sudahlah, nothing to lose...!" Sudah lama sekali bukan? Anda bahkan mungkin sudah tidak ingat lagi kapan! Beruntunglah Anda jika hari ini telah mengatakannya.

Mengapakah tidak SETIAP KALI Anda melakukan sesuatu, apapun itu, Anda berkata "Ah sudahlah, nothing to lose...!"

Luar biasa bukan godaan dari pertanyaan ini? Menarik sekali toh, membayangkan diri Anda bisa ber-nothing-to-lose untuk apapun, kapanpun, di manapun dan dengan siapapun?

Anda bisa nothing to lose dalam melakukan apapun di dalam hidup Anda, termasuk dalam berbicara, sepanjang Anda melengkapi diri dengan E, D, dan A. Anda bisa melakukan apapun di dalam hidup Anda, termasuk dalam berbicara, jika Anda sudah EDAN.

Jadilah pembicara EDAN.
Jadilah orang EDAN.

Ikhwan Sopa
Trainer EDAN
QA Communication

Apasih Public Speaking Itu?

Apa Sih Public Speaking Itu?
Untuk beberapa alasan, ketika orang berpikir tentang public speaking, mereka membayangkan sebuah situasi di mana seseorang yang sangat terlatih sedang berbicara, menguasai forum, berbicara dengan dinamis dan menyampaikan berbagai hal yang berpotensi merubah hidup seseorang atau bahkan ribuan orang.

Dapatkah Anda membayangkan diri Anda sendiri dalam situasi seperti itu? Beberapa dari Anda mungkin berpikir, "Tentu! Saya sudah tidak sabar untuk itu. Itu sebabnya kini saya berdiri di sini, di depan semua orang." Beberapa yang lain dari Anda mungkin berpikir, "Nggak deh. Sampe kiamat juga nggak. Pokoknya Enggaaaaaak."

Apapun reaksi Anda, Anda harus tahu bahwa memang hanya sedikit orang yang mau berhadapan dengan situasi di atas. Mengapa? Karena, selain untuk acara-acara yang khusus sifatnya, Anda memang merasa tidak membutuhkan model komunikasi yang demikian. Lantas, apa ini berarti bahwa Anda memang hanya punya sedikit kesempatan untuk berbicara di depan publik? Tidak.

Justru, faktanya Anda hampir selalu berbicara di depan publik. Mungkin Anda guru, mungkin Anda pejabat ketua RT, mungkin Anda di bagian marketing, mungkin Anda orang partai, atau mungkin Anda seorang demonstran. Hanya saja, Anda tidak menganggap semua itu sebagai public speaking.

Setiap kali Anda memberikan pengarahan, menjelaskan bagaimana harus mengerjakan sesuatu, menawarkan bantuan kepada orang lain, atau mendiskusikan pendapat dan pandangan Anda, Anda sebenarnya menggunakan elemen-elemen public speaking.

Anda adalah public speaker saat Anda mencoba meyakinkan tentang sesuatu kepada seorang teman, kawan sekelas, instruktur, teman kerja, atasan, bawahan, murid, anak, keponakan, istri, bahkan mertua. Anda adalah seorang public speaker saat Anda berbagi cerita dengan orang lain. Anda sedang mengimplementasikan keahlian public speaking saat Anda menawarkan ide ke tim kerja Anda atau saat Anda melaporkan situasi terakhir tentang suatu proyek.

Semua situasi di atas menuntut Anda menggunakan keahlian public speaking, yaitu mempraktekkan semua ini:

- Mengorganisasikan ide-ide;
- Menentukan konteks dan memperhitungkan audience;
- Mengadaptasi pesan yang ingin disampaikan kepada dua hal di atas;
- Memilih cara yang paling efektif untuk membagi jalan pikiran Anda kepada mereka;
- Menyampaikan pesan Anda;
- Dan kemudian menyimak reaksi mereka untuk mengetahui apakah mereka telah memahami Anda.

Anda harus terus berupaya untuk makin memahami betapa pentingnya keahlian public speaking untuk mengisi kehidupan pribadi, sosial, pendidikan, profesi, karir dan bisnis Anda.

Dengan segala kerendahan hati kami mengajak Anda. Bergabunglah dengan milis BICARA di:

Komentar Peserta workshop EDAN

TRAINER'S PERFORMANCE FEEDBACK FORM
Nama Trainer: IKHWAN SOPA

TINGKAT KEPUASAN
100% PUAS

TRAINER'S INDEX

Penilaian oleh para peserta dengan skor 1 - 5:

1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik

---------------------------------

BATCH-3:
Bisa menarik perhatian audience: 4,29
Jelas dalam menyatakan poin: 3,93
Punya kredibilitas: 4,14
Poin-poin utama disampaikan dengan jelas: 4,07
Poin-poin utama yang disampaikan memang penting sifatnya: 4,07
Sub-sub poin disampaikan dengan jelas: 4,14
Sub-sub poin memang penting sifatnya: 4,14
Argumentasi yang disampaikan memang logis dan rasional: 4,29
Argumentasi yang disampaikan didukung dengan berbagai pembuktian: 4,36
Argumentasi dan bukti yang disampaikan bersifat etis: 4,29
Jelas dalam menyampaikan kesimpulan: 4,29
Spontan dan mengalir dalam menyampaikan bahan dan diskusi: 4,29
Kontak mata dilakukan dengan baik: 4,29
Variasi dan intonasi suara sudah baik: 4,36
Olah tubuh dan bahasa tubuh sudah baik: 4,21
Bahasa yang digunakan sudah efektif dan mudah dimengerti: 4,36
Penggunaan dan pemilihan kata-kata yang baik dan mudah dipahami: 4,43
Alat bantu visual sudah mendukung dan efektif: 3,79
Average Trainer Index: 4,21

-----------------------------------------------------

BATCH-2:
Bisa menarik perhatian audience: 4,33
Jelas dalam menyatakan poin: 4,67
Punya kredibilitas: 4,67
Poin-poin utama disampaikan dengan jelas: 4,67
Poin-poin utama yang disampaikan memang penting sifatnya: 4,67
Sub-sub poin disampaikan dengan jelas: 4,22
Sub-sub poin memang penting sifatnya: 4,22
Argumentasi yang disampaikan memang logis dan rasional: 4,56
Argumentasi yang disampaikan didukung dengan berbagai pembuktian: 4,33
Argumentasi dan bukti yang disampaikan bersifat etis: 4,44
Jelas dalam menyampaikan kesimpulan: 4,44
Spontan dan mengalir dalam menyampaikan bahan dan diskusi: 4,67
Kontak mata dilakukan dengan baik: 4,67
Variasi dan intonasi suara sudah baik: 4,67
Olah tubuh dan bahasa tubuh sudah baik: 4,56
Bahasa yang digunakan sudah efektif dan mudah dimengerti: 4,56
Penggunaan dan pemilihan kata-kata yang baik dan mudah dipahami: 4,00
Alat bantu visual sudah mendukung dan efektif: 4,11
Average Trainer Index: 4,47

-------------------------------------------------------

BATCH-1:
Bisa menarik perhatian audience: 4,56
Jelas dalam menyatakan poin: 4,13
Punya kredibilitas: 4,13
Poin-poin utama disampaikan dengan jelas: 4,44
Poin-poin utama yang disampaikan memang penting sifatnya: 4,56
Sub-sub poin disampaikan dengan jelas: 4,31
Sub-sub poin memang penting sifatnya: 4,25
Argumentasi yang disampaikan memang logis dan rasional: 4,31
Argumentasi yang disampaikan didukung dengan berbagai pembuktian: 4,13
Argumentasi dan bukti yang disampaikan bersifat etis: 4,13
Jelas dalam menyampaikan kesimpulan: 4,44
Spontan dan mengalir dalam menyampaikan bahan dan diskusi: 4,44
Kontak mata dilakukan dengan baik: 4,56
Variasi dan intonasi suara sudah baik: 4,56
Olah tubuh dan bahasa tubuh sudah baik: 4,19
Bahasa yang digunakan sudah efektif dan mudah dimengerti: 4,38
Penggunaan dan pemilihan kata-kata yang baik dan mudah dipahami: 4,44
Alat bantu visual sudah mendukung dan efektif: 3,81
Average Trainer Index: 4,32

---------------------------------------------------
KOMENTAR PARA PESERTA
-----------------------------------------------------

BATCH-3:
"Saya puas karena proses belajarnya dimulai dari basic, tidak ribet, seimbang antara praktek dan teori, dan sesuai dengan investasi yang saya keluarkan serta sesuai ekspektasi saya. Ikutan yuuk…ini jalan awal menjadi PD dalam public speaking."Paula - Staf Operasional PT Integritas Makmur Mandiri
"Saya puas. Saya akan lebih berani berhadapan dengan lawan bicara (siapapun dia), untuk berbicara baik dalam berkoordinasi atau dalam management meeting. Coba saja ikuti one day workshop QA Communication. Kita pasti bisa lebih PD dalam menyampaikan pembicaraan."Lia – Finance Manager Assistant – ISP & Data Communication
"Saya puas. Workshop ini secara nyata meningkatkan kualitas dan PD saya dalam bicara. Anda semua harus ikut batch ini."Susi – Managing Director PT Hisland Indonesia
"Saya puas karena sangat mendukung profesi saya. Ikutilah workshop ini."
Haris – General Affair Officer PT Indomobil Niaga International
"Saya puas karena saya menjadi lebih yakin akan kemampuan saya sendiri. Menambah wawasan mengenai konsep PD, khususnya jika harus menghadapi public."Tari
"Saya puas karena saya menjadi PD abis!!! Antisipasi PD anda di sini. Bagus Lho."Tio – Staff - PT Toyota Tsusho Mechanical & Engineering Service Indonesia
"Saya puas karena saya jadi tahu clue untuk menjadi PD. Ikutan aja, dan tidak akan rugi dapat ilmunya."Teresa – Recruitment Officer BDO Tanubrata
"Saya puas karena saya ngerasa ada perbedaan dalam cara saya berbicara dan bersikap. Anda wajib ikut event ini karena kita akan menjadi lebih PD melakukan berbagai hal yang kita anggap kita belum mampu."Oetid – Staf Marketing PT Gemilang Gagasindo Handal
"Saya puas karena membuka paradigma saya yang tadinya negatif menjadi positif. Anda harus mengikuti workshop yang telah saya ikuti ini. Bagus untuk PD anda."Maya – Retailing Officer
"Saya puas karena dengan mengikuti workshop ini saya menjadi lebih yakin lagi bahwa saya bisa dan I'm the best."Lili – Trainer – PT Jaddi Pastrisindo Gemilang
"Saya puas karena workshop ini membantu memecahkan masalah grogi saya."Rizal – EO Officer
"Saya puas karena workshop ini menjadikan saya lebih PD dalam berbicara di depan audience atau di forum umum."Imel – Sekretaris - PT JAC Indonesia
"Saya puas karena saya dapat mengetahui dan menguasai segala kekurangan yang ada dalam diri saya. Workshop ini meningkatkan PD saya dalam segala persoalan."Selamet - Staf Marketing PT Gemilang Gagasindo Handal
"Ya. Saya puas."Dian – Payroll Officer – PT Muliacemerlang Dianpersada

----------------------------------------------------

BATCH-2:
"Saya puas karena terdapat perubahan pada rasa PD Saya yang berguna di masa yang akan datang. Workshop ini sangat bermanfaat bagi Anda yang berprofesi marketing, disainer atau pimpinan."Aji - Staf Marketing PT TB
"Saya puas karena dapat menumbuhkan dan memotivasi PD seseorang, membangkitkan rasa percaya diri yang terpendam dan terlupakan. Saya puas, coba deh."May – Guru SDIT Nurul Hidayah Cilandak Jakarta Selatan
"Saya puas karena bisa memahami kekuranga diri kita sehingga dapat mengatasinya sebagai proses mencapai percaya diri. Apabila sudah dapat informasi tentang workshop ini rugi bila tidak mengikuti."Suka – Staf Marketing – PT GGS/GGH
"Saya puas karena ada hal baru yang Saya dapatkan, seperti bahwa gugup dan takut bukanlah satu kelemahan, tapi anugerah. Tinggal bagaimana memanage efek dari rasa gugup dan takut. Workshop ini sangat penting buat mereka yang punya masalah dalam berbicara di depan / di forum umum."Yunus – Direktur/Owner CV. Creative, Palembang
"Saya puas karena bisa memotivasi untuk lebih percaya diri dalam hal public speaking. Try this!"Nani
"Saya puas karena workshop ini memberikan sesuatu yang sangat berbeda. Saya merasakan perubahan yang luar biasa. Tunggu apalagi… Apa yang Anda butuhkan Insya Allah akan Anda dapatkan di workshop ini."Arfan – Staf PT Exxonmobil Indonesia
"Saya puas karena Saya baru pertama kali mengetahui bahwa untuk presentasi/mengajar perlu PD 100% dan di sini Saya mendapatkan cara untuk PD. Segeralah mengikuti pelatihan ini karena pelatihan semacam ini diperlukan oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat."Imam – Kepala Sekolah SDIT Nurul Hidayah Cilandak Jakarta Selatan
"Saya puas karena workshop ini simple dan praktis. Training ini wajib diikuti oleh siapapun yang bermasalah dengan kepercayaan diri."NN
"Saya puas karena semakin mengerti pentingnya berkomunikasi. Ikuti workshop ini."Rondi – Staf Marketing Tax Base
"Saya puas karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan PD. Ikuti workshop ini dan tingkatkan PD Anda."NN

-----------------------------------------------

BATCH-1:
"Saya puas karena apa yang disampaikan meningkatkan PD Saya. Bagi yang belum mengikuti workshop ini harus mengikuti."Gita – Public Relations – PT. Choice Hotels Indonesia
"Saya puas karena Saya punya satu ilmu dan wawasan baru yang tidak pernah Saya dapatkan sebelumnya."Diah – Speaker Yayasan AIDS Indonesia - Dosen dan Psikolog
"Saya puas karena semua halangan/penghambat dalam berbicara bisa diperbaiki dan tidak perlu khawatir gagal."Wati – Protocol Officer - Jakarta New Zealand Embassy
"Saya puas karena sesuai ekspektasi Saya."Arifin – Tax Officer – Dosen dan Pengajar
"Saya puas karena Saya sudah lebih paham bahwa kegugupan adalah suatu fenomena yang wajar dan manusiawi."Halil – HRD Staff - AUSAIDS
"Saya puas karena Saya mendapatkan banyak ilmu, pencerahan dan pengalaman yang mudah-mudahan nantinya akan berguna buat Saya kelak. Ikutilah workshop QA Communication karena ini sangat berguna buat Anda, percaya deh."ADIT – Mahasiswa UNDIP
"Saya puas karena membuka cakrawala baru."Fitri – Disain Sisdur – PT. Adijaya Guna Satwatama
"Saya puas karena telah mengurangi penderitan Saya. Sebaiknya Anda mengikuti workshop ini."Endi – Staf Kantor Pemasaran Bersama PTPN
"Saya puas karena jelas, menambah wawasan dan menjadi lebih PD."Hanhan – Senior Consultant - Multi Utama Group
"Saya puas karena semua masalah terpecahkan."Iponk – Internal Auditor - PT. Samudera Indonesia
"Saya puas karena jelas dalam penjelasan/menerangkan."Freddy – Staf - PT. Kao Chemicals Indonesia
"Saya puas karena pembicara menguasai materi dan materi berhubungan dengan masalah audience. Try, and you’ll be happy."Tedik – Tax Auditor
"Saya puas karena dapat ilmu yang sangat bermanfaat. Perlu diikuti bagi yang ingin memperbaiki komunikasi."Andi – PT Pos Indonesia
"Saya puas karena apa yang selama ini mengganggu dalam masalah presentasi/public speaking, key point sudah Saya ketahui. Workshop ini juga cocok untuk inhouse training perusahaan."Nurdin – Senior Assistant - Multi Utama Group
"Saya puas karena dapat membantu mengatasi rasa gugup. Ya, sangat bermanfaat."Mira – Tax Auditor
"Saya puas karena sesuai dengan yang Saya harapkan."Fredy – Budget and Cost Controller – PT. Job PPBS

Distorsi Komunikasi

Distorsi Dalam Proses Berbicara
Terjemahan bebas dari materi dalam:

Journal of Agustus 1997
The Institute of Management Excellence

Berbicara berarti berkomunikasi. Berkomunikasi melibatkan dua pihak, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan. Dalam konteks berbicara, ini berarti tentang pembicara dan pendengar. Seperti juga bentuk komunikasi lainnya, berbicara secara timbal balik berpeluang memunculkan distorsi komunikasi. Sampai tahap tertentu, distorsi akan membuat pembicaraan menjadi "tulalit".

Perhatikan bahwa antara pembicara dan pendengar, jalur komunikasi yang tercipta seolah-olah membentuk sebuah garis lurus. Namun, kondisi ini justru sangat jarang dicapai. Distorsi dapat terjadi baik dalam proses berbicara atau dalam proses mendengar. Ada banyak sebab yang dapat mendistorsi atau memfiltrasi proses komunikasi.

Memperbaiki kualitas komunikasi verbal menuntut pemahaman bahwa proses komunikasi sangat jarang mencapai tingkat sempurna (tanpa distorsi). Kita harus belajar mendengar dengan lebih baik dan berbicara dengan lebih jelas. Kita juga harus menguji apakah pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar, dan apakah kita sendiri mendengar pesan dengan jelas.

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan distorsi dalam proses komunikasi.

DI SISI PEMBICARA:
Keinginan dan Niat;
Seberapa besar niat dan keinginan Saya untuk berbicara padanya?

Waktu dan Timing;
Apakah ini saat yang tepat untuk berbicara kepadanya?

Lokasi;
Apakah ini tempat yang pas untuk berbicara kepadanya?

Konsekuensi dan Biaya;
Apa yang terjadi jika Saya mengatakan hal ini padanya? Apa konsekuensinya buat Saya?

Kompetisi;
Apakah ini akan berkembang menjadi suatu perdebatan? Akankah dia membalas pembicaraan Saya dalam cara yang Saya tidak menyukainya?

Minat;
Apakah Dia akan berminat jika Saya ajak berbicara?

DI SISI PENDENGAR:
Faktor Pemotivasi
Apakah Dia akan termotivasi oleh pembicaraan Saya?

Kepercayaan
Apakah Dia mempercayai Saya? Akan Dia mempercayai Saya?

Timing dan Ketepatan
Apakah ini waktu yang tepat baginya untuk mendengarkan Saya?

Sensitifitas
Apakah Dia cukup sensitif terhadap isi pembicaraan Saya?

Konsistensi Perilaku
Apakah Dia akan stabil dalam mendengarkan Saya? Apakah Dia akan berperilaku tertentu saat dan setelah Saya berbicara?

Ekspektasi Peran
Apakah Dia mengerti harus bagaimana dalam mendengarkan pembicaraan Saya?

Konsekuensi dan biaya
Apakah konsekuensi baginya dari mendengarkan pembicaraan Saya?

Elemen Bicara & Mendengar

Elemen Berbicara dan Mendengar
Terjemahan bebas dari materi dalam:
Journal of Augustus 1997
The Institute of Management Excellence

METODE KOMUNIKASI
Para ahli mengatakan bahwa komunikasi disusun dengan beberapa metode: kata-kata, suara, tekanan suara, dan berbagai sinyal non verbal. Dari semua itu, beberapa memiliki efektifitas yang lebih tinggi dari pada yang lain dalam proses penyampaian pesan. Berdasarkan riset yang dilakukan, dalam suatu percakapan:

Kata-kata memiliki efektifitas 7%
Tekanan suara memiliki efektifitas 38%
Sinyal non verbal memiliki efektifitas 55% (lihat catatan kaki).

Yang dimaksud dengan Sinyal non verbal adalah termasuk:

* Bahasa tubuh (misalnya: persilangan tangan, cara berdiri, cara duduk, sikap rileks, dan sikap tegang)
* Emosi dari pengirim pesan dan penerima pesan (misalnya: berteriak, berbicara provokatif, antusias)
* Faktor penghubung antar manusia yang lain (misalnya teman, musuh, kesamaan profesi, persamaan atau perbedaan umur, persamaan filosofi, sikap, pengharapan)

Dengan kata lain, APA yang Anda katakan tidaklah sepenting BAGAIMANA mengatakannya!

Sebuah pesan yang buruk, disampaikan oleh seorang pembicara yang kharismatik, diisi dengan energi dan antusiasme, akan diterima sebagai sebuah pesan yang brilian.

Sebuah pesan yang luar biasa, disampaikan oleh seorang pembicara yang tidak tertarik dengan topik dalam pesan itu, tidak akan diterima oleh audience dengan antusias.

Salah satu contoh klasik dari komunikasi verbal yang hebat adalah pidato "I Have A Dream" yang disampaikan oleh Martin Luther King.

Mengapa pidato itu menjadi legenda besar? Sebab pidato itu diisi dengan citra visual yang penuh kekuatan yang memprovokasi emosi audience, disampaikan dengan bersemangat oleh seseorang yang menangkap impian dari setiap ras manusia. Sejalan dengan waktu, pidato itu bergeser menjadi lambang harapan bagi semua orang, tanpa melihat rasnya.

ELEMEN BERBICARA
* Bahasa tubuh
* Kualitas suara
* Niat di belakang pembicaraan
* Cara: langsung atau tidak, keramahan
* Pakaian (gaya, warna, kepantasan pada situasi)
* Alat bantu visual, animasi
* Kontak mata
* Emosi dan kekuatan
* Konsep dan tata nilai pribadi
* Konsep dan tata nilai orang lain
* Kemampuan mendengar, menangkap isi utama pesan
* Berbicara dari hati
* Energi
* Setting, waktu, tempat dan timing
* Bagaimana pembicara menguasai pesan yang akan disampaikan
* Sensitifitas
* Ritme dan kecepatan
* Sikap dan kepercayaan diri
* Raport dan reputasi
* Agenda
* Tujuan berbicara dan berkomunikasi
* Kejelasan
* Pemahaman kapan harus diam, menengahi, dan mengawasi

ELEMEN MENDENGAR
* Ketertarikan pada pembicara
* Kontak mata
* Niat untuk secara penuh awake dan aware
* Keterbukaan: kepada diri sendiri dan orang lain
* Perhatian
* Mendngar diri sendiri
* Feedback
* Bahasa tubuh
* Perubahan pola-pola dalam mendengar
* Harapan terhadap pembicara, terhadap pesan yang disampaikan, dan terhadap agenda mereka

Catatan kaki:Diupdate Maret 2003: Berdasarkan survey pengunjung. Dipercayai bahwa persentase ini dikembangkan oleh Professor Albert Mehrabian, dan dipublikasi dalam bukunya "Silent Messages" tahun 1971. Sumber lain menyebutkan hal yang kurang lebih sama, yaitu "What is Non Verbal communication" - Chapman University, dan "Non Verbal Communication' oleh Professor Albert Mehrabian (Chicago: Aldine-Atherton, 1972). Persentase terakhir dari berbagai sumber mengatakan Kata-kata 7%, Tekanan suara 43% dan Sinyal non verbal 50%.